Banyak orang menyamakan merpati balap dengan merpati pos. Padahal keduanya amat berbeda. Merpati balap dilombakan hanya dalam jarak ratusan meter; sedang merpati pos ‘diciptakan’ untuk mengarungi jarak ribuan kilometer:
Meskipun ada perbedaan yang jelas antara merpati balap dan merpati pos, orang yang awam dalam hal ini tetap saja bingung membedakannya. Lantaran keduanya sama-sama diadu kecepatan terbangnya.
Merpati balap adalah merpati lokal yang dilombakan untuk menempuh jarak beberapa ratus meter. Saat lomba, merpati jantan beradu cepat terbang dengan lawannya menuju si betina pasangannya yang dipegang majikan pada jarak tertentu. Semakin cepat ia hinggap pada punggung betinanya atau sebatas lengan si pembawa betina, semakin baik prestasinya. Lomba ini marak di Madiun, Jawa Timur.
Burung Merpati pos lain lagi. Jarak terbang yang dilombakan bisa lebih dari 1.000 km. Strain merpati yang diadu tentu saja tidak sama dengan merpati lokal. Strain yang mula-mula dipakai ialah Carrier Pigeon dari Timur Tengah. Tapi karena ia hanya mampu terbang sejauh 200 km, maka penggemar mencari strain lain yang lebih kuat dan cerdas. Sekarang merpati modern racing homer hasil temuan orang Belgialah yang dominan. Ia merupakan silangan antara carrier pigeon dengan beberapa strain yang kuat terbang. Berat tubuhnya berkisar 350 – 475 gram. Tampangnya manis dengan hidung dan kulit tipis di sekeliling mata. Bulu licin, mengkilap, dan warna tubuhnya variatif – misalnya abu-abu bercorak hitam (sering disebut megan), cokelat kemerahan, putih.
Sangat Setia Pada Sarang dan Pasangannya
Merpati pos Indonesia
gambar : eudict.com
Merpati pos memiliki sayap dan ekor yang panjang serta kuat. Ini sesuai benar dengan tugasnya benar dengan tugasnya terbang jarak jauh. Ia juga mempunyai insting sangat kuat untuk mengenali sarangnya dan berusaha pulang kendati harus terbang lebih dari seribu kilometer. Hingga sekarang tidak ada penjelasan yang pasti bagaimana caranya ia bisa kembali.
Menurut Iman, penggemar merpati pos di Jakarta Barat, pengenalan itu tidak hanya meliputi kandang, tetapi juga sampai pada tempat tenggerannya. Ia akan selamanya berada di tempat tersebut. Kalau sampai tempatnya diduduki merpati lain, mahluk penganut monogami itu akan mengusirnya.
Dulu Pengantar Berita
Kecerdasan merpati pos dimanfaatkan manusia untuk menyampaikan berita. Dulu semasa perang Dunia II, seekormerpati pos asal Perancis berhasil menyampaikan berita untuk membahaskan pasukan yang terkurung. Misinya sukses meskipun ia telah ditembaki musuh. Untuk mengenang jasanya, ‘jenasahnya’ diawetkan dan disimpan di sebuah museum Amerika Serikat. “Di Australia merpati pos masih digunakan untuk pencarian korban kecelakaan laut. Di kepalanya dipasang alat, sehingga kalau ia melihat sesuatu bisa dimonitor,” jelas Iman.
Kini merpati pos tidak lagi menjadi tukang pos, tapi sebagai burung lomba. “perlombaan merpati ini populer di negara-negara Belgia, Jerman, Jepang, Taiwan, da Filipina,” kata Iman yang hobiis merpati sejak 30 tahun lalu menambahkan, di Taiwan lomba cukup ‘seru’. Di sana pertandingan merebutkan hadiah sampai Rp 100.000.000,00. Sehingga tidak mengherankan kalau pemilik burung lomba kadang-kadang berbuat curang untuk menang. Sementara itu, di Eropa penggemar tidak banyak menaruh perhatian pada hadiah yang bakal diterimanya.
Di Filipina, perkembangan hobi merpati pos juga cukup baik. Organisasinya bernama Philippine Racing Pigeon Federation dan sering menyelenggarakan perlombaan burung merpati balap. Penggemar merpati di Indonesia pun sekarang telah banyak menyelenggarakan lomba-lomba burung merpati seperti itu.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan singkat,padat dan jelas